New Status
Hi! Welcome To My First Blog "Hardiati Rizki Amelia"

Senin, 05 Januari 2015

Subyek, Obyek, dan Alat-alat Evaluasi Belajar


A.    Subyek Evaluasi
Subyek (pelaku) evaluasi ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.  Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasi nya adalah prestasi belajar, maka subyek evaluasi nya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dilakukan itu, sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinnya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi terhadap sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan ( training ) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran yang di evaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang sifatnya baku (standardized test), maka subyek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional di bidang Psikologi.[1]
Ada pandangan lain yang disebut evaluasi adalah siswa yakni orang yang di evaluasi. Dalam hal ini yang dipandang sebagai obyek misalnya: prestasi matematik, kemampuan membaca, kecepatan lari, dan sebagainya. Pandangan lain lagi mengklasifikasikan siswa sebagai obyek evaluasi dan guru sebagai subyeknya.[2]

B.     Obyek Evaluasi
Obyek (sasaran) evaluasi ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi, dan output. Dimana input kita anggap sebagai “bahan mentah yang akan diolah”, transformasi kita anggap sebagai “dapur tempat mengolah bahan mentah”, dan output kita anggap sebagai “hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai”.

a.       Input
Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran, input atau bahan mentah yang siap untuk diolah, tidak lain adalah para calon peserta didik, seperti calon murid, calon siswa, calon mahasiswa, dan sebagainya. Calon peserta didik sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup empat hal.
1)      Kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik itu harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya, peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki oleh para calon peserta didik perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing calon peserta didik dan mengikuti program pendidikan tertentu itu. Kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna akademi angkatan laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama islam.[3]
Adapun alat yang bisa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2)      Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu di evaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknnya kepribadian mereka secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan tertentu.  Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian(personality test).
3)      Sikap
Sikap pada dasarnya adalah bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan suatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Karena itu, aspek sikap tersebut perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu. Untuk menilai sikap tersebut digunakan alat berupa tes sikap(attitude test), atau sering dikenal dengan skala sikap(attitude scale), sebab tes tersebut berupa skala.[4]
4)      Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi yang sudah banyak digunakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan test Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang lain misalnya, SPM,Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ(Intelligence Quotient) orang tersebut. IQ bukanlah Inteligensi. IQ berbeda dengan Inteligensi karena IQ hanyalah angka yang memberikan petunjuk tinggi rendahnya Inteligensi seseorang.[5]
b.      Transformasi
Apabila disoroti dari segi transformasi, maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi:
1)      Kurikulum atau materi pembelajaran
2)      Metode mengajar dan tekhnik penilaian
3)      Sarana atau media pendidikan
4)      Sistem administrasi
5)      Guru dan unsur-unsur personal lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan.[6]
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “Mesin pengolah yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapat menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan; karena itu obyek-obyek yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan. Kurikulum yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Penggunaan metode-metode mengajar yang kurang tepat, tekhnik penilaian hasil belajar yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip dasar evaluasi itu sendiri, sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai, sistem administrasi yang bersifat acak-acakan, pimpinan lembaga pendidikan, tenaga pengajar, dan karyawan yang tidak professional, semuanya itu akan sangat mempengaruhi proses “Pengolahan bahan mentah” menjadi “Bahan jadi yang siap dipakai”. Karena itu kelima sasaran yang telah dikemukakan diatas, yang dapat diandaikan sebagai “Mesin pengolah” itu, harus senantiasa mendapatkan penilaian atau evaluasi.
c.       Output
Dari segi output yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Untuk mengetahui sebarapa jauh pencapain atau prestasi belajar yang diraih oleh peserta didik itu, dipergunakan alat berupa tes prestasi belajar atau tes hasil belajar, yang biasa dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test).[7]

C.     Alat - alat Evaluasi
Secara garis besar, maa alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan bukan tes(Non test). Selanjutnya tes dan non tes ini juga disebut sebagai teknik evaluasi.
1)      Teknik Tes
Apakah sebenarnya Tes itu ? Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Disini akan dijelaskan beberapa pengertian tes.

Menurut Drs. Amir Daien Indrakusuma mengatakan demikian:
“Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat.”
Menurut Muchtar Bukhori mengatakan:
“Tes ialah suatu percobaan  yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.”
Menurut Webster’s Collegiate mengatakan:
“Tes = any series of questions or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group.”
Yang kurang lebih artinya demikian:
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, penetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”
Apabila rumusan yang telah disebutkan diatas dikaitkan dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khususnya di suatu kelas maka tes mempunyai fungsi ganda yaitu : untuk mengukur keberhasilan siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
Ditinnjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas 3 macam tes  yaitu : tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.

a.       Tes Diagnostik
Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
b.      Tes Formatif
Dari arti kata “form” yang merupakan dasar dari istilah “Formatif” maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentu setelah mengikuti suatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran.  Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.
c.       Tes Sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester.[8]
2)      Teknik Non Tes
Yang tergolong teknik non tes adalah : skala bertingkat (rating scale), kuesioner (questionair), daftar cocok (check-list), wawancara (interview), pengamatan (observation), dan riwayat hidup.
a.       Skala bertingkat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. Sebagai contoh adalah skor yang diberian oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8, digambarkan di tempat yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaran skor 5.[9]

b.      Kuesioner
Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat mengetahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat nya dan lain-lain.
Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi :
1)      Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a)      Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.

b)      Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya. Kuesioner tidak langsung biasannya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dan sebagainya.
2)      Ditinjau dari segi cara menjawab
a)      Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b)      Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya akan beraneka ragam. Keterangan tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilih pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan untu meminta pendapat seseorang.
c.       Daftar cocok (check-list)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check-list) adalah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.[10]
d.      Wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1)      Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
2)      Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.
e.       Pengamatan (observation)
Pengamatan (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam observasi :
1)      Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi pengamat itu memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya jika pengamat betul-betul mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya pura-pura. Dengan demikian ia dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam kelompok yang diamati.
2)      Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam observasi sistematik ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian maka pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3)      Observasi eksperimental, terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam  kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
f.       Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari obyek yang dinilai.[11]
Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik lain yaitu :
1)                 Studi kasus (Case Study)
Adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
2)                 Catatan insidentil (anecdotal record)
Adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perorangan.
3)                 Sosiometri
Adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan di antara mereka.

4)                 Inventori kepribadian
Hampir serupa dengan tes kepribadian. Bedanya dalam inventori kepribadian jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria benar atau salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya.[12]


DAFTAR PUSTAKA
Anshari88.blogspot.com/2012/02/Pengertian- subyek-obyek-dan-alat-alat-evaluasi.html
Arikunto.Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : bumi aksara. 1993
Sudijono.Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2005



[1] Prof. Drs. Anas Sudijono. Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2005) hal. 28
[2] Dr. Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : BumiAksara, 1993) hal. 21
[3] Prof. Drs. Anas Sudijono. Op.cit hal 25
[4] Prof. Drs. Anas Sudijono. Ibid hal. 26-28
[5] Dr. Suharsimi Arikunto. Op.cit hal. 19
[6] Prof. Drs. Anas Sudijono. Op.cit hal 20
[7] Dr. Suharsimi Arikunto. Op.cit hal 27-28
[8] Dr. Suharsimi Arikunto. Ibid hal 28-36
[9] Dr. Suharsimi Arikunto. Ibid hal 23-24
[10] Dr. Suharsimi Arikunto. Ibid hal 23-26
[11] Dr. Suharsimi Arikunto. Ibid hal 27-28
[12]Anshari88,Pengertian,subyek,obyek,danalat-alatevaluasi. Anshari88.blogspot.com/2012/02/Pengertian- subyek-obyek-dan-alat-alat-evaluasi.html di akses terakhir tanggal 28092013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar