A.
Pendidikan Singapura
Sistem
pendidikan Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki
bakat dan minat yang unik. Singapura memakai pendekatan yang fleksibel untuk
membantu perkembangan potensi para siswa. Pusat Keunggulan Pendidikan
Singapura, Pusat Pendidikan Dunia. Selama bertahun-tahun, Singapura telah
berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris yang tradisional menjadi sistem
pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individual dan mengembangkan
bakat.
Keunggulan
sistem pendidikan di Singapura terletak pada kebijakan dua-bahasa (Bahasa
Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil) dan kurikulumnya yang lengkap dimana inovasi dan
semangat kewiraswastaan menjadi hal yang sangat diutamakan. Para individu
menunjukkan bakat-bakat yang berkaitan satu sama lain dan kemampuan untuk
bertahan dalam lingkungan yang penuh dengan persaingan, dipersiapkan untuk
sebuah masa depan yang lebih cerah.
Sistem
pendidikan di Singapura terdiri dari empat lembaga utama, yakni:
1.
Pemerintah, sekolah yang didanai
pemerintah dan independen untuk tingkat sekolah dasar dan menengah
2.
Universitas Lokal, Pendidikan
Politeknik dan Lembaga Teknik- untuk paska pendidikan tingkat menengah
3.
Sekolah swasta untuk pendidikan
tingkat dasar dan menengah
4.
Sekolah dengan sistem dari luar
negeri dan sekolah asing/internasional.
Selama
bertahun-tahun, Singapura telah berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris
yang tradisional menjadi sistem pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan individual dan mengembangkan bakat. Sekolah-sekolah di Singapura
terkenal dengan standarnya yang tinggi dalam hal kegiatan belajar mengajar,
terbukti melalui perbandingan lokakarya Internasional seperti Third
Internasional Matemathics and Science Study (TIMSS) yang menunjukkan bahwa
mayoritas siswa sekolah Singapura yang terkemuka telah mempunyai standar internasional
dalam mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan.
Para siswa
kami juga merupakan yang terbaik dalam kompetisi di setiap kejuaraan debat
sedunia (Bahasa Inggris) dan olimpiade Internasional (Matematika, Fisika, Kimia
dan Biologi), mengalahkan siswa-siswa dari negara lain untuk meraih hadiah
utama dan penghargaan yang diberikan. Pada tingkat ketiga, sebagai tambahan
untuk mempromosikan 3 universitas lokal yang sedang berkembang, Singapura telah
menarik 10 institusi kelas dunia dengan jaringan industri yang kuat untuk
membangun pusat pendidikan dan penelitian yang sempurna.
Di antaranya
adalah nama-nama yang sudah dikenal, seperti Universitas yang terkemuka di
Perancis-INSEAD, Massachusett Institute of Technology yang terkenal, dan
sekolah bisnis Amerika yang terkemuka seperti University of Chicago Graduate
School of Business. Bahkan setelah lulus dan masuk dalam dunia kerja, ada
banyak kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut. Pelatihan profesional
dan dasar keterampilan ditawarkan dan dijelaskan secara umum. Hal ini telah
diketahui oleh banyak orang guna melihat minat pada seminar-seminar yang
dilakukan oleh manajemen guru seperti Michael Porter atau kuliah yang diberikan
oleh para ahli yang datang berkunjung. Kehadiran dari gabungan institusi
Internasional, sistem pendidikan yang berkualitas tinggi dan tepat, dan sebuah
bangsa yang yakin atas investasi pada pendidikan, akan bersama-sama menawarkan
kepada para siswa di di sini dan di seluruh dunia, sebuah pengayaan dan
keutuhan perjalanan belajar.
2.2. Kurikulum
Pendidikan Matematika Singapura
Pada tahun
1992 Singapura mulai menekankan pemecahan masalah di dalam kurikulumnya.
Pemecahan masalah mataematika dipusatkan dalam pembelajaran matematika yang di
dalamnya menyangkut kemahiran, kemampuan/keterampilan dalam menerapkan
konsep-konsep matematika dalam berbagai situasi masalah, seperti yang
dijabarkan oleh Kementrian Pendidikan Singapura, Mathematical problem solving
is central to mathematics learning. It involves the acqulsition and application
of mathematics concepts and skill in a wide range of situation. Including
non-routine, open-ended and real-word problems (Clark, 2009).
Pemecahan masalah (problem solving)
sebagai tujuan utama pengembangan kurikulum pendidikan Singapura bergantung
pada 5 (lima) komponen yang saling terkait. Kelima komponen tersebut, yaitu
konsep (concept), keterampilan (skills), proses (processes), sikap (attitudes),
serta metakognisi (metacognition) dan pemecahan masalah (problem solving)
sebagai pusatnya tergambar dalam sebuah segilima yang disebut sebagai Kerangka
Kurikulum Matematika Singapura (Singapore’s Mathematics Framework) sebagai
berikut:
Kerangka
tersebut memperlihatkan bahwa pemecahan masalah matematika merupakan tujuan
utama dari pembelajaran matematika. Sedangkan kelima kompenen yang
melingkarinya memberikan kontibusi terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika. Tujuan dari kurikulum tersebut dipaparkan dalam dokumen silabus
yang memuat garis besar filosofis yang mendasarinya dan tujuan-tujuan kurikulum
beserta muatan silabus berdasarkan tingkatan kelas.
Di dalam
sibaus tersebut, komponen proses (processes) telah mengalami penambahan yang
menitik beratkan pada proses penalaran (reasoning), komunikasi dan koneksi
(communication and connection), serta aplikasi dan pemodelan atau peragaan
(application and modeling) sebagai tambahan dari heuristik atau strategi
(heuristics) dan kemampuan berpikir (thinking skill). Semua kemampuan proses
tersebut harus diimplementasikan dalam pembelajaran matematika.
Aplikasi dan
pemodelan (appilcation and modeling) menurut Kaur dan Dindyal (2010) memainkan
peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pemahaman dan kemampuan
matematika. Pemodelan matematika (mathematical modeling) merupakan proses
memformulasi dan mengembangkan suatu model matematika untuk merepresentasikan
dan memecahkan masalah. Melalui pemodelan matemtaika, siswa belajar untuk
menggunakan representasi data yang beragam dan memiliah serta menerapkan metode
dan alat yang tepat dalam memecahkan masalah.
Kemampuan
matematika siswa di Singapura telah lebih maju. Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah (problem solving) menjadi tujuan utama dalam pembelajaran
matematika di Singapura. Foong (2002) menyatakan bahwa dalam kurikulum
matematika di Singapura kini, kemampuan penyelesaian masalah merupakan tujuan
dari proses belajar mengajar matematika. Selanjutnya Foong (2002) berpendapat
bahwa mengajar melalui pemberian masalah-masalah memberikan kesempatan pada
siswa untuk membangun konsep matematika dan mengembangkan keterampilan
matematikanya.
Masalah akan
mengarahkan siswa untuk menggunakan heuristik seperti untuk menyelidiki dan
menggali pola sebaik mereka berpikir secara kritis. Untuk menyelesaikan
masalah, murid harus mengamati, menghubungkan, bertanya, mencari alasan, dan
mengambil kesimpulan. Keberhasilan dalam memecahkan masalah sangat erat
hubungannya dengan tingkat kemampuan dan pengamatan seseorang terhadap proses
berpikir siswa sendiri.
B.
Perbandingan Kurikulum Pendidikan
Indonesia dan Singapura
Kurikulum
pendidikan Singapura ternyata tidak beda-beda dari kurikulum pendidikan di
Indonesia. Mereka juga punya ujian nasional atau UN bagi semua siswa setiap
akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bedanya, jenjang pendidikan di
Singapura itu tidak rumit. Adapun kesamaan lainnya yaitu dalam penyusunan
materi pembelajaran kurikulum singapura mengkolaborasikan dan mensinergikan
antara pedagogik dengan teori, hal ini seperti halnya pada penyusunan materi
pembelajaran di Indonesia. Adapun penyusun kurikulum di Singapura adalah
departemen Pendidikan (MOE).
Departemen
Pendidikan (MOE) memastikan keseimbangan, ketelitian, relevansi dan respon dari
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan abad ke-21. Guru harus berfokus pada
pengajaran untuk bertahan pemahaman dan keterampilan. Penilaian harus
dikontekstualisasikan dan dibuat lebih otentik untuk membekali siswa dengan
keterampilan dan sikap untuk menghadapi masalah baru dan isu-isu yang akan
datang mereka jalan.
Anak-anak di
Singapura masuk ke dunia pendidikan formal mulai dari tingkat TK lanjut ke SD
(primary school) selama 6 tahun. Setelah itu mereka masuk SMP-SMA (secondary
school) selama 5 tahun, lalu ke tingkat persiapan menuju kuliah (centralised
institute atau junior colleges) 3 tahun, baru masuk universitas (university).
Akan tetapi, lama seseorang menyelesaikan pendidikan di setiap jenjang setelah
SD itu berbeda-beda. Karena setiap anak dimasukkan ke kelas sesuai dengan
kemampuan masing-masing, ada 3 kelas di jenjang secondary school, lain
Express, Normal Academic dan Normal
Technical. Express merupakan tempat buat siswa pintar. Bagi anak-anak kelas
Express, mereka bisa menyelesaikan secondary school selama 4 tahun. Ini juga
kalo mereka lulus O Level Test Singapura.
Kalau Normal
Academic itu, sebelum mereka masuk ke kelas 5, pada tahun ke-4 harus
mengerjakan ujian nasional N level tes buat naik kelas. Setelah mereka melewati
kelas 5, ada ujian nasional lagi yang namanya O Level Test. Untuk kelas Normal
Technical, bisa disamain sama SMK. Jadi, setelah mereka lulus secondary school,
mereka bisa lanjutin ke Institute of Technical Education selama dua tahun, atau
sekolah lanjutan buat mereka yang mau meneruskan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, Polytechnic (kalau mau dapatkan diploma), bisa juga langsung
kerja.
Pelajaran yang
mereka dapat juga tidak beda-beda dengan di Indonesia, misalnya Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS, Seni, juga pelajaran yang namanya Mother Tongue Language
atau pelajaran bahasa sesuai bahasa ibu mereka. Ini secara Singapura salah satu
negara multirasial. Misalnya, mereka yang orang Melayu akan mempelajari bahasa
Malay, bagi mereka yang Chinese bisa belajar bahasa Mandarin, mereka yang
berasal dari India akan mempelajari bahasa Tamil. Nah, hampir semua mata pelajaran
itu diujikan dalam O Level Test alias UN versi Singapura.
§ UN Versi
Singapura
O Level Test,
ini nama UN untuk secondary school. O Level Test adalah kependekan dari
Ordinary Level Test. Bedanya dengan UN kita, UN mereka gak menentukan kelulusan
seseorang karena, menurut Pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan
sama untuk melanjutkan pendidikan.
Jadi, buat
pelajar yang udah duduk di kelas 4 Express ataupun yang di kelas 5 Normal
Academic udah harus ngikutin O Level Test untuk lulus dari secondary school.
Dalam O Level Test ada tujuh pelajaran yang harus diikutin: lima mata pelajaran
pokok dan dua mata pelajaran pilihan. Kelima pelajaran pokok itu adalah
English, Mother Tongue, Matematika, IPA (Biologi, Kimia, Fisika), IPS (Sejarah,
Sosiologi, Geografi), serta dua mata pelajaran, pilihan dari Food and
Nutrition, IT, dan Design and Technology. Semua pelajaran tersebut punya nilai
minimum.
Buat mereka
yang tidak bisa mendapatkan nilai minimum, tetap lulus. Tapi, di ijazah mereka
akan ada nilai merah. Kalau mereka tidak mau di ijazahnya ada nilai merah,
mereka boleh mengulang satu tahun di kelas yang sama.
Setelah
Secondary School, masih ada satu lagi jenjang sebelum mereka masuk ke
universitas, yaitu Centralised Institute atau Junior Colleges (tertiary
education, persiapan menuju tingkat universitas). Tapi, buat mereka yang punya
nilai bagus (poin 1 sampe 14) bisa langsung ke Junior College yang lamanya dua
tahun.
Kalau mereka
tidak punya nilai dari poin yang disebutkan itu, mereka melanjutkan ke Centralised
Institute yang waktunya lebih lama, yakni tiga tahun. Setelah itu mereka harus
melewati ujian nasional yang namanya A Level Test atau Advanced Level Test. Tes
yang diberikan tentu saja lebih susah, secara sudah mau masuk Universitas.
Sebagai Ilustrasi
perbedaan Kurikulum Indonesia dengan Singapura adalah sebagai berikut :
1.
Ilustrasi 1 : Kurikulum Indonesia
Seorang petani diberikan modal : ladang, alat
pertanian dan benih. Lalu diberikan target-target tumbuhnya tanaman. Tentang
cara menanam? Diserahkan semuanya kepada petani!
2.
Ilustrasi 2 : Kurikulum Singapura
Seorang petani diberikan modal : ladang, alat
pertanian dan benih. Lalu diberikan target-target tumbuhnya tanaman. Tentang
cara menanam? Diberikan panduan lengkap, diberikan pendekatan terbaik untuk
menanam.
C.
Kelebihan Kurikulum Matematika
Singapura
1.
Matematika Singapura menjadikan
Problem Solving sebagai dasar pembelajaran matematika di kelas.
2.
Pengajaran Matematika Singapura
merupakan pengajaran matematika terbaik di dunia karena memiliki instrumen yang
lengkap dan terstruktur. Salah satu metode yang dipakai adalah Model Drawing.
Model ini merupakan salah satu pendekatan
CPA yang menjadi pendekatan Matematika Singapura.
3.
Sistem pendidikan di Singapura
terletak pada kebijakan dua-bahasa (Bahasa Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil) dan
kurikulumnya yang lengkap dimana inovasi dan semangat kewiraswastaan menjadi
hal yang sangat diutamakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar